Tulisan ini sebenarnya adalah bentuk kekesalan atau mungkin pelampiasan emosi (halah) saya terhadap diri sendiri. sebenarnya telah sering lah saya membaca atau mendengar faedah kebaikan dari menulis, namun koq ya masih saja susah membiasakan diri untuk sering menulis. Salah satu media menulis paling gampang, tentu saja adalah blog. Saya tidak akan menyebut situs jejaring sosial semacam f*cebo*k atau microblogging macam t*i*ter sebagai ajang yang tepat untuk latihan menulis...secara di status jejaring tersebut, karakter yang ditulis untuk sebuah status dibatasi 420 karakter, sedangkan di microblogging,
lebih parah, 140 karakter. Memang ada fasilitas notes di situs jejaring sosial tempat kita menulis segala sesuatu, tapi menurut saya kurang menarik dan kurang diminati dalam aktivitas per-fb-an (menurut pengalaman pribadi).
Nah, mengingat itu semua, maka saya kembali memilih blog sebagai ajang latihan menulis. Sebagaimana telah diungkapkan didepan, sebenarnya menulis memiliki berbagai manfaat, namun berbagai manfaat itu kadang dikalahkan oleh rasa malas. Rasa malas yang utama sih dibutuhkannya waktu yang lama untuk mengetik (maklum masih mengetik dengan metode paling canggih...metode 11 jari :D ). Pengalaman menunjukkan untuk mengetik 1 halaman A4 font calibri dengan ukuran 11 spasi 1,15 saya membutuhkan waktu 30 menit (Anda boleh ketawa lah, kalo gak ketawa, berarti kemampuan Anda ga jauh beda sengan saya, hehe). Nah ketika membacanya, hanya di butuhkan waktu 5 menit kurang...kayaknya koq perlu kerja keras yah buat menulis? Namun...tampaknya hasrat menulis (halah) tetap membara dalam diri saya, sehingga terciptalah blog ini (yang telah lupa entah blog ke berapa-semoga tidak terlantar seperti blog-blog sebelumnya-)
Nah agar menambah semangat, bagi saya sendiri khususnya, dan bagi sidang pembaca pada umumnya, saya akan coba menuliskan beberapa manfaat dalam menulis dan menjadi penulis. Mungkin ini tidak sempurna, hanya berdasarkan pengalaman dan pengetahuan saya saja sebagai penulis pemula. Ini bisa dicocokkan dan digabungkan dengan Anda tanya mbah gugel mengenai topik ini.
Adapun manfaat-manfaat tersebut antara lain adalah :
- Kita akan menjadi terbiasa mengetik dan perlahan-lahan kecepatan mengetik meningkat. Ini pengalaman saya pribadi sih, meskipun tidak dengan teknik mengetik yang benar, dengan 10 jari, namun lebih canggih lagi, dengan 11 jari, saya rasakan semakin sering mengetik akan semakin mengasah teknik mengetik tersebut dan mulai hafal letak huruf-huruf keyboard yang ngacak kagak jelas ini. Lalu semakin lama juga dirasakan mulai bisa mengetik dengan melihat layar sekali-sekali, tanpa selalu melihat keyboard. Anda bisa? (pertanyaan ini hanya berlaku bagi yang teknik mengetiknya dengan 11 jari :p)
- Mengasah kemampuan analistis kita, dan mengungkapkannya. Dengan menulis, akan memancing pikiran-pikiran analitis berkaitan dengan tema yang ditulis. Hal ini tentu membutuhkan latihan sesering mungkin. Karena tidak jarang, suatu pikiran telah muncul dalam benak kita, tapi kebingungan dalam mengungkapkan atau mencari kata yang pas. Menurut penulis terkenal, hal ini biasa pada tahap awal, dan yang diperlukan hanyalah sering menulis. Jadi ketika ada pertanyaan, gimana sich jadi penulis hebat? Jawabannya adalah, menulislah! Dan sering. Semakin sering semakin baik. Dan tulislah apa saja, lama kelamaan, akan terindentifikasi, kita jago nulis bidang apa sih...?
- Menghasilkan uang. Jujur, alasan ini cukup menggoda, mengingat penghasilan yang dihasilkan dari menulis adalah passive income. Artinya kita menulis sekali, lalu mendapatkan penghasilan atau uang terus menerus sesudahnya. Contohnya? Banyak.... Misal blog, bagi yang sudah akrab dengan dunia internet, terutama dunia per-blog-an, maka tidak akan asing dengan istilah "blog monetizing". Dimana kita menciptakan fulus dari blog yang kita punya. Saya merasa kurang cakap dalam hal ini, jika Anda tertarik, silakan tanya mbah gugel, ada banyak pembahasan mengenai hal ini. Cara lain untuk menghasilkan uang dari menulis tentu saja dengan cara konvensional menerbitkan buku. Meskipun menjadi penulis buku tidak menjanjikan kita menjadi kaya raya (kecuali Anda menjadi penulis novel-dan best seller), namun pilihan ini sangat menarik dari segi kepuasan batin, terutama jika yang Anda tulis hal baik dan memberi manfaat kepada banyak orang...lebih lanjut mengenai hal ini, dibahas di alasan ke-4
- Barometer kepintaran kita. Ini adalah alasan yang saya peroleh dari salah satu dosen saya. Dimana beliau bilang, "jika di dunia perkuliahan, tingkat kepintaran kita akan diukur melalui IP, maka hal itu akan berbeda di dunia kerja. Karyawan yang kerja rajin sudah biasa, maka kita harus memiliki nilai lebih, yaitu dengan menulis, atau kemampuan public speaking. Sehebat apapun ide yang kita miliki, jika kita tidak mampu mengungkapkannya, atau mengomunikasikan ide kita kepada orang lain, baik melalui tulisan ataupun membicarakannya, maka akan percuma." Meskipun menurut saya pendapat ini masih bisa didebat disana-sini, namun ada benarnya juga pendapat ini. Kemampuan menulis dan public speaking sangatlah penting, apalagi jika memiliki keduanya, sepertinya mantap. Banyak kasus yang saya lihat, penulis yang baik, dengan buku best seller, dia juga piawai dalam berbicara di depan umum, begitu pula sebaliknya.
- Mengkekalkan kita. Ini alasan yang paling saya suka. Pernahkan Anda berfikir, apa Anda kenal dengan kakek dari kakek anda? Ato dikurangi lagi, ayah dari kakek Anda? Kenal disini tentu dalam artian tahu bagaimana kepribadiannya, makanan kesukaannya, kebiasaannya, keahliannya, dll, bukan hanya sekedar kenal nama. Saya yakin jarang yang kenal, kecuali jika Anda dari keluarga ningrat. Apa pasal kita tidak kenal, hanya 4 atau 5 generasi diatas kita? Bisa pula Anda bayangkan, anak dari cucu kita, atau cucu dari cucu kita tidak tau siapa kita. padahal itu masih keluarga sendiri, bagaimana dengan dunia? Jangan-jangan malah tidak ada yang tau kita pernah hidup (naudzubillah). Salah satu cara untuk mengabadikan nama kita adalah dengan buku yang kita ciptakan. Tentu buku yang bermanfaat bagi banyak orang. Semakin berfanfaat buku itu, maka semakin baik dan semakin lama bertahan. Apakah Anda memperhatikan, Dari menulis The Prince, Machiaveli bisa melahirkan pemimpin sejenis Hitler, Stalin dan Napoleon.Dari menulis The Origin, Darwin bisa membuat orang tidak percaya pada proses penciptaan yang berakibat anti Tuhan. Dari menulis Das Capital, Karl Marx bisa membuat sebagian besar dunia menjadi suram dengan faham komunismenya yang bertahan hampir seabad. Tentu kita tidak ingin menulis dengan membagikan ide keburukan, sehingga menjadi kejahatan jariyah. Jika kita mau, kita bisa menulis untuk kebaikan, dan menyebarkannya ke sebanyak mungkin orang, ke sebanyak mungkin generasi, sehingga menjadi amal jariyah. Bukankah ilmu yang bermanfaat adalah salah satu bentuk amal jariyah?
Semoga menjadi pencerahan dan motivasi buat sidang pembaca sekalian, amin....
0 comments:
Post a Comment